حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ
حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدِ
بْنِ حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ قَالَ تَعْبُدُ
اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ
وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ قَالَ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ عَنْ يَحْيَى
عَنْ أَبِي حَيَّانَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو زُرْعَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا.
Telah
menceritakan kepada saya Muhammad bin 'Abdur Rahim telah menceritakan kepada
kami 'Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Yahya bin
Sa'id bin Hayyan dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Ada
seorang Arab Badui menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata,:
"Tunjukkan kepadaku suatu amal yang bila aku kerjakan akan memasukkan aku
kedalam surga". Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Kamu
menyembah Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun, kamu
mendirikan shalat yang diwajibkan, kamu tunaikan zakat yang wajib, kamu
mengerjakan shaum (puasa) bulan Ramadhan. Kemudian orang Badui itu berkata,:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, aku tidak akan menambah dari
perintah-perintah ini". Ketika hendak pergi, Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Siapa yang berkeinginan melihat
laki-laki penghuni surga maka hendaklah dia melihat orang ini". Telah
menceritakan kepada kami Musaddad dari Yahya dari Abu Hayyan berkata, telah
mengabarkan kepada saya Abu Zur'ah dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sepeti
hadits ini. (HR. Bukhori: 1310).
SABABUL WURUD:
RIWAYAT SANAD:
A.
Abu Hurairah
Abu Hurairah r.a. memeluk Islam pada tahun 7 Hijrah
ketika Rasulullah S.A.W. Abu Hurairah r.a. pernah tersilap menimbang makanan
yang lezat sehinggakan dia dikenakan hukuman dipukul oleh Rasulullah S.A.W.
Bagaimanapun Abu Hurairah r.a. gembira "Kerana Nabi menjanjikan akan
memberi syafaat kepada orang yang pernah merasa disakitinya secara sengaja atau
tidak," katanya. Tetapi hal itu tidak mengurangi kualitasnya sebagai
periwayat hadits karena apa yang dilakukan itu semata-mata untuk mendapatkan
perhatian dari rasulullah. Bukan karena nafsunya untuk tujuan duniawi. Gelaran Abu Hurairah r.a. adalah
kerana kegemarannya bermain dengan anak kucing. Diceritakan pada suatu masa
ketika Abu Hurairah r.a. bertemu Rasullullah S.A.W. dia ditanyai apa yang ada
dalam lengan bajunya. Apabila dia menunjukkan anak kuching yang ada dalam
lengan bajunya lantas dia digelar Abu Hurairah r.a. oleh Rasullullah S.A.W.
Semenjak itu dia lebih suka dikenali dengan gelaran Abu Hurairah r.a.
Abu Hurairah r.a. adalah sahabat yang sangat dekat dengan
Nabi S.A.W. Ia dikenal sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang
miskin atau sedang menuntut ilmu dan tinggal di halaman masjid, dan Beliau
begitu dekat dengan Nabi S.A.W. Abu Hurairah r.a. berjaya meriwayatkan banyak
hadis disebabkan beliau sentiasa berdamping dengan Rasulullah selama 3 tahun. Pada mulanya Abu Hurairah r.a.
mempunyai ingatan yang lemah lalu beliau mengadu kepada Rasulullah. Rasulullah
lalu mendoakan agar Abu Hurairah r.a. diberkati dengan daya ingatan yang kuat
lalu semenjak hari itu Abu Hurairah dikurniakan dengan daya ingatan yang kuat
yang membolehkan beliau meriwayatkan jumlah hadis terbanyak di kalangan para
sahabat.
Sejak
menikah, Abu Hurairah r.a. membagi malamnya kepada tiga bagian: untuk membaca
Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hadis. Oleh karena
itu, kemampuan dan keistiqomahan beliau dalam menjaga ingatannya tentang hadits
tidak diragukan lagi. Dia
dan keluarganya tetap hidup sederhana walaupun setelah menjadi orang berada.
Abu Hurairah r.a. suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan memberi sedekah
rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya.
Terdapat
pula golongan yang mempertikaikan tentang kesahihan hadis-hadis yang di
sampaikan oleh Abu Hurairah r.a. seperti dari golongan orientalis barat, Ignaz
Goldizihar yang telah membuat kritikan terhadap hadis dan para perawinya
termasuk Abu Hurairah. Tuduhan beliau telah mempengaruhi beberapa penulis Islam
seperti Ahmad Amin dan Mahmud Abu Rayyuh untuk mengkritik kedudukan Abu
Hurairah sebagai perawi hadis. Tuduhan-tuduhan ini telah disanggah oleh Mustafa
al Sibai dalam al Sunnah wa Makanatuha halaman 273-283. Selain daripada
golongan ini terdapat juga kritikan kuat daripada golongan Syiah. Ini mungkin
disebabkan Abu Hurairah r.a. merupakan penyokong Ustman ibn Affan r.a. dan juga
pernah menjadi pegawai dinasti Umayah. Penolakannya menyandang jawatan gubernur
ketika ditawarkan oleh Ali r.a. dan ketiadaan hadis yang berisi pujian atau
pengistimewaan kepada Ali dan keluarganya mungkin merupakan sebab-sebab lain
Abu Hurairah dikritik oleh kaum Syiah.
KUALITAS HADITS
Hadits ini termasuk kedalam hadits shohih
baik dalam sisi sanad maupun matannya. Dikarenakan hadits ini lengkap sanadnya
disetiap thobaqot tanpa adanya kecacatan. Hadits ini juga shohih sanadnya
dikarenakan banyaknya hadits ini beredar dikalangan masyarakat dengan berbagai
versi namun intinya tetap sama, maka hadits ini tergolong hadits mutawatir
maknawi.
KANDUNGAN HUKUM
Hadits
ini mengandung hukum bahwa menunaikan zakat hukumnya wajib. Beberapa perintah
yang di sabdakan rasulullah seperti hadits diatas termasuk rukun islam yaitu
shalat, zakat, dan puasa dan hal itu hokumya wajib menurut ketentuan
masing-masing. Alasan lain mengapa hadits ini dikategorikan wajib karena
didalam hadits tersebut disebutkan bahwa terdapat kata ”وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ
الْمَفْرُوضَةَ” yang artinya: “dan tunaikan
zakat yang wajib”.
Bang hadits tentang zakat tsimar(buah-buahan) dong.
BalasHapus1.Terjemahan hadits tsb
2. Asbabun Wurud hadits tsb
3. Makna kandungan hadits tsb
4. Status hukum sanad matan hadits tsb
5. Teori ekonomi hadits tsb